suatu hari tersadar ketika melihat sebuah awan yang sangat hitam pekat di atas di hiasi dengan kilatan petir yang menggelegar. terbayang sekali kekuatan yang amat dashyat yang timbul dari petir itu. jika di kembalikan lagi dari mana awan itu berasal? hanya sebuah gas yang berkumpul jadi satu menjadi suatu yang "besar" dan memiliki kekuatan yang "besar" pula. dari situ lalu timbul pikiran bahwa kita sebagai manusia jadi terlihat kecil dibandingkan alam semesta. tidak ada setitik air di lautan. kadang hati bertanya kenapa tuhan menciptakan kita manusia?...
bukankah bumi menjadi tambah "rusak" dengan adanya manusia? kenapa harus ada "penyelamat" dan "penghancur" dalam peran kehidupan manusia. apa semua itu memang dibuat seimbang??..
dari kita lahir kita hidup menjadi anak-anak, bermain, dan belajar. kemudian kita menjadi remaja, disini merupakan proses dalam hal meraih kedewasaan. setelah itu kita menikah, bekerja, punya anak dan mati. apakah hidup cuma sesederhana itu.
seperti sunan Kalijaga bilang dalam lagunya "Lir-Ilir" :
"..
cah angon cah angon
penekno blimbing kuwi
lunyu-lunyu penekno
..."
dalam bahasa indonesia : panjatkan pohon blimbing itu meskipun licin
jadi intinya adalah proses ketika mengambil buah blimbing itu. tetap pantang menyerah meskipun pohonnya licin.
lagu ini adalah sebuah karya dari orang besar di Jawa. seorang sunan yang terkenal karena kepintarannya dan kearifannya.
hidup adalah sebuah proses yang harus dijalani setiap manusia. dari perjalanan proses ini nantinya yang akan membedakan kehidupan setiap manusia.
untuk apa manusia harus diciptakan?....
kenapa harus ada yang jahat dan yang baik?...
kenapa harus ada laki-laki dan perempuan?...
hanya TUHAN yang tahu.
kita sebagai manusia hanya bisa melakukan yang terbaik. jawabannya akan kita dapatkan ketika kita telah melalui semua proses yang akan kita hadapi.